Menyimak acara Sarasehan Pepadi dalam rangka HUT Pepadi yang ke-47 di Hotel Santika TMII, pada 14 April 2018 yang dimoderatori oleh Sudarko Prawiroyudo itu terdapat beberapa gagasan yang menarik untuk dicermati terkait peran PEPADI di era Informasi, antara lain:  pergelaran  wayang di jaman sekarang; dan dukungan media teknologi informasi untuk pelestarian dan pengembangan wayang.

Pergelaran Wayang  di Jaman Now

 Mengenai perkembangan pakeliran seni pedalangan saat ini Mohammad Sobari, seorang budayawan yang dipanggil akrab dengan Kang Sobari menyatakan bahwa pada saat ini kita harus  melayani perubahan jaman. Kita harus merespon kesenangan penonton tetapi rohani dalam pedalangan harus tetap ada dan dari sisi ekonomi juga harus dipikirkan. Menurutnya pedalangan jaman dulu hanya untuk dijadikan referansi saja, kalau menjadi rujukan akan sulit karena kita memasuki era perubahan seperti sekarang ini.

Sedangkan, Taufik Rahzen seorang Budayawan yang mantan aktivis itu mengatakan bahwa  peran dan fungsi Wayang pada masa lalu ketika masyarakat agraris mempunyai peran sebagai cultural orality, sedangkan pada masa industri dan  informasi ini peran wayang sebagai cultural literacy. Dikatakannya lebih lanjtu bahwa di era sekarang peran Pepadi perlu bergeser menjadi menjadi pepadang, yang artinya adalah menjadi lembaga yang memberikan pencerahan.

Selanjutnya Ki Purbo Asmoro, seorang dalang ternama yang sekaligus dosen Jurusan Pedangan ISI Surakarta mengatakan bahwa wayang kebanyakan adalah hiburan, pada saat ini pakeliran pedalangan yang konvensional itu sudah usang tetapi pakeliran yang inovasi itu keblablasen. Pakeliran wayang di era sekarang ini perlu berubah dan juga dikemas dengan bahasa yang sederhana.

Dukungan Media Informasi dan Komunikasi

Terkait dengan media informasi dan komunikasi Sobari menyatakan bahwa  perubahan itu terjadi kapanpun. Maka kita diinginkan untuk melayani perubahan. Jadi media sosial, teknologi, IT dan sebagainya itu  merebut kehidupan kita, maka kita harus mampu merebut kembali untuk dimanfaatkan dalam pelestarian dan pengembangan wayang.

Sedangkan Sugeng mengatakan bahwa sebagai solusi problem pengembangan dari peran PEPADI di jaman sekarang adalah  perlu memasukan wayang dalam media komunikasi modern, dengan aplikasi-aplikasinya.

Lebih lanjut,  Taufik Rahzen mengatakan  bahwa  fungsi Pepadi dulu adalah  sebagai cultural oralitity, dan setelah munculnya era industri dan informasi yang terjadi adalah cultural literacy. Dalam era ini teks mempengaruhi kita, berbeda pada masa lampau kita menerima pesan langsung dari dalang. Dan sekarang ketika terjadi revolusi media, teknologi dan  informasi  tiba-tiba muncul lagi cultural orality itu dengan cara baru. (Mikka WN)