Berdasarkan pidato-pidato kenegaraan Presiden Replubik Indonesia Joko Widodo bahwa Visi ekonomi Indonesia tahun 2020 adalah mewujudkan Indonesia sebagai “The Digital Energy of Asia”.

Dalam mewujudkan visi ekonomi Indonesia 2020 sebagai “The Digital Energy of Asia” kita menghadapi dua tantangan utama yang harus diselesaikan secara seimbang dan serentak, yaitu globalisasi dan sistem ekonomi yang adil dan produktif, yang berpihak pada rakyat serta terjaminnya sistem insentif ekonomi yang adil dan mandiri.

Dari dasar itulah dunia pedalangan juga mengadopsinya kebijakan tersebut dengan gerakan “Dalang Go Digital” yang sebenarnya telah dilakukan oleh para pelaku seni pedalangan, berupa digitalisasi pertunjukan wayang, digitalisasi boneka wayang, digitalisasi, naskah-naskah wayang, digitalisasi informasi dan hal lain yang berkaitan dengan wayang. Bahkan informasi pergelaran wayang dari seluruh Indonesia dengan berbagai Dalang  dengan berbagai gaya pedalangan, kini  juga bisa diakses melalui internet. Belum lagi demam “Live Streaming” pergelaran wayang yang bisa dinikmati penggemar, terutama yang sibuk dan jauh, tetapi dengan “Dalang Go Digital”, wayang bisa dinikmati secara langsung tanpa beranjak dari rumah sambil minum kopi dan santai bersama keluarga.

Indikasi “Dalang telah Go Digital” juga sudah bisa kita akses melalui youtube dan media social lainya, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain. Apalagi generasi Dalang milenial sudah tentu menggunakan media sosial sebagai media eksistensi, promosi dan publikasi setiap pergelaran serta pergelutanya setiap hari di dunia wayang.

Media internet lebih banyak digunakan oleh Dalang Bocah dan Dalang Muda dalam belajar mendalang atau meningkatkan kemampuan di bidang “Sabet, Catur, Keprakan, Sulukan” (istilah teknis dalam pedalangan) dari rekaman Dalang-Dalang senior yang menjadi panutannya. Media digital banyak mebantu dan memberikan efek baik, sehingga wayang bisa dikenal meluas bahkan mendunia, yang notabene meningkatkan pendapatan para pelaku seni pedalangan (Dalang, Sinden, pengrawit, pengrajin wayang, pengrajin gapit, pengrajin gamelan, dan para pengusaha penyedia peralatan pergelaran wayang).

Di sisi lain, media digital dan internet juga memberikan dampak kurang menguntungkan terhadap maraknya “penjiplakan karya” (Sanggit lakon, ginem wigati, garap iringan) dari dalang satu dengan dalang lainya, karena tidak didaftarkannya Hak Cipta ke HAKI (Hak Kekayaan Intelektual Indonesia) di Menkumham, sehingga karya pedalangan rawan diakui oleh siapa saja. Seringnya Penayangan pergelaran di Youtube juga mematikan kretaifitas Dalang, karena materi yang dijual ke penonton sudah bocor atau ditiru Dalang lain melalui media digital.

PEPADI sebagai lembaga resmi non profit yang mewadahi para Dalang dari seluruh Indonesia selalu mengupayakan yang terbaik demi kemajuan wayang dan para Dalang di masa yang akan datang. PEPADI juga ikut mensukseskan program pemerintah Indonesia sebagai “The Digital Energi of ASIA”.

Festival Dalang Bocah/ Dalang Muda Tahun 2018.

Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Pusat, Bapak Kondang Sutrisno, SE mengatakan, pendidikan “budi pekerti” sangatlah penting. Nilai-nilai wayang akan menjadi sarana pendidikan budi pekerti bagi anak–anak bangsa. Dengan budi pekerti yang unggul diharapkan Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dengan bangsa–bangsa  lain, dan Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda merupakan program mendesak yang perlu dilaksanakan secara berkelanjutan.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, PEPADI Pusat dan  Pengelola Taman Mini Indonesia Indah dan pemangku kepentingan lainya akan menyelenggarakan Festival Dalang Bocah (FDB) dan Festival Dalang Muda Tingkat nasional Tahun 2018 pada tanggal 20 – 23 September 2018 di Pelataran Candi Bentar TMII Jakarta Timur.

Festival ini akan diikuti oleh Dalang Cilik dan Dalang Muda berprestasi. Untuk kriteria Dalang Bocah  adalah Dalang-dalang  yang sedang mengenyam pendidikan di tingkat SD, SMP antara umur 8 -12 Tahun (kelompok A),  umur 13-15 Tahun ( kelompok B). Sedangkan Kriteria Dalang Muda yakni antara  kelas 1 SMA – Mahasiswa  antara umur 17 – 20 Tahun (kelompok A), umur 21 – 30 Tahun (kelompok B). Peserta diharapkan  dari berbagai provinsi di Indonesia. Festival ini akan mempergelarkan berbagai ragam wayang antara lain;  Wayang Kulit Purwa  ( gagrak Surakarta, Yogyakarta) Wayang Kulit Jawatimuran, Wayang Kulit Banyumasan, Wayang Kulit Cirebonan,  Wayang Kulit Betawi, Wayang Golek Purwa, Wayang Golek Cepak, Wayang Kulit Indramayu, dan Wayang Banjar.

Sekedar info, di tahun 2018 ini merupakan Festival Dalang Bocah  yang ke-9. Festival Dalang Bocah ini adalah agenda tetap PEPADI yang dilaksanakan setiap tahun sekali dan diselenggarakan di Jakarta sejak tahun 2008. Namun dukungan dari Kementerian/Lembaga dan stakeholder terkait belum  maksimal. Diharapkan event tahunan ini bisa didukung berbagai pihak yang peduli terhadap budaya bangsa.

Jejak digital pelaksanaan Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda 2018 ini bisa diliat di :

Website : www.DalangBocah.com dan www.Pepadi.id

Facebook : www.facebook.com/FestivalDalangBocah

Instagram : www.instagram.com/DalangBocah

 

Twitter : Twitter.com/DalangBocahFest

Youtube : www.youtube.com/c/DalangBocah

 

Untuk menonton tayangan penuh secara langsung (live streaming) pelaksanaan Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda 2018 ini, bisa disaksikan di :

Youtube : Andhika Multimedia NEW

www.youtube.com/channel/UCTiaRlZXs0TZmLcYDFPQXzw