Wayang bukan hanya warisan budaya bangsa Indonesia, melainkan telah menjadi warisan budaya dunia,” demikian disampaikan oleh Eko Sulistyo, Deputi IV Bidang Komunikasi Politiik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden, melalui sambutannya dalam membuka Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Nasional 2018, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Eko menekankan pentingnya wayang sebagai tradisi Indonesia yang layak dilestarikan, dan upaya Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) memfasilitasi bakat-bakat muda harus mendapatkan penghargaan tinggi. Eko juga menekankan pentingnya adanya upaya adaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk promosi melalui platform media sosial.

“PEPADI telah menjalankan beberapa program pengembangan dan penguatan potensi dalang muda di Indonesia. Selain melalui agenda rutin Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Nasional 2018, PEPADI juga bekerja sama dengan Sanggar Sarotama Surakarta untuk menyelenggarakan agenda rutin Temu Dalang Bocah,” Kondang Sutrisno, Ketua PEPADI Pusat, menjelaskan upaya PEPADI untuk memupuk benih-benih dalang belia. Disebutkan Kondang perkembangan jumlah dalang-dalang muda sangat luar biasa. Pada Temu Dalang Bocah 2017, lebih dari 300 dalang bocah berkumpul di Surakarta untuk unjuk kemampuan dan saling berbagi pengalaman.

Sementara itu, Suparno Wonokromo, selaku Ketua Panitia Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda 2018, menyampaikan bahwa sudah menjadi tanggungjawab PEPADI untuk mewadahi semua geliat dan semangat generasi muda yang kian besar terhadap dunia pedalangan. Menyadari pentingnya memberikan wadah untuk pengembangan tradisi pewayangan di Indonesia, perhelatan besar ini pun diselenggarakan tiap tahun dengan melibatkan para dalang belia dari pelbagai provinsi. Untuk penyelenggaraan tahun ini, Festival Dalang Bocah diselenggarakan bersama Festival Dalang Muda, yang menghadirkan dalang-dalang belia dari sejumlah provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Lampung, Kalimantan Selatan Berlokasi di Panggung Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah. Festival ini terbuka untuk umum tanpa pemungutan biaya bagi para pengunjung yang ingin menonton. Pada festival ini ditampilkan pergelaran wayang kulit purwa gaya Surakarta, wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, wayang kulit Cirebonan, wayang golek serta wayang Banjar.

Upaya lebih keras, menurut Kondang maupun Suparno, diperlukan untuk lebih menggalakkan pedalangan di wilayah luar Jawa. “Di Sumatera, pertumbuhan potensi dalang muda memang jauh lebih subur dibandingkan di daerah lain. Ini akan menjadi perhatian PEPADI ke depan,” Suparno menjelaskan.

Salah satu cara memangkas jarak ini juga melalui adaptasi teknologi digital sebagai media promosi, pembelajaran dan berbagi pengalaman.”PEPADI tengah mengembangkan program ‘Dalang Bocah Goes Digital’, dengan mulai mengupayakan akses seluasnya bagi masyarakat Indonesia terhadap banyak pergelaran wayang melalui teknologi digital,” Bambang Tri mewakili Bagian Komunikasi di Festival Dalang Bocah Dan Dalang Muda 2018. PEPADI melihat pesatnya teknologi telah membawa potensi yang besar sebagai jembatan yang luas, untuk lebih gencar dalam menggalakkan promosi budaya lokal. Berbagai upaya distribusi informasi tentang dunia pedalangan kini telah dilakukan melalui berbagai platform media sosial, termasuk Instagram, Youtube, Twitter dan Facebook. Devanata Nararya Prasandha, seorang dalang cilik wayang kulit purwa gaya Cirebonan mengaku belajar banyak dari pementasan Ki Bayu Aji melalui video-video di Youtube

Bagi penonton yang ingin mengikuti seluruh perhelatan Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Nasional 2018 juga dapat mengaksesnya dengan live streaming dari laman www.DalangBocah.com, serta bisa dipantau kegiatannya melalui akun Instagram @dalangbocah dan @pepadipusat.(Grey)

#dalangbocah #dalangmuda #festivaldalangbocah