Joko Riyanto S.Kar, M.Hum, Ketua Dewan Juri Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 2019 mengatakan, bahwa seyogyanya materi atau pesan yang  akan digarap dalam ceritera di sesuaikan dengan kondisi kejiwaan anak-anak, mengingat ini adalah Festival Dalang Bocah. Hal itu di tegaskan saat membacakan hasil penjurian Festival Dalang Bocah 2019 di Candi Bentar TMII (21/9).

Lebih lanjut dikatakan Joko Riyanto, bahwa banyak potensi bagus yang di miliki oleh peserta Festival Dalang Bocah 2019. Mereka ibarat kertas putih yang masih bersih, tergantung siapa dan apa yang akan di tuliskan di sana. Jika salah menulis berbahaya karena  akan terbawa sepanjang hidupnya. Demikian juga apa bila benar atau hak bagus yang di ajarkanya  juga akan di kenang selamanya.

“Dalang Bocah iki, kaya kertas putih, seso-seso sing nulisi. Yen salah nulis, isa mbebayani lan kegawa nganti dewasa.” Tegas Joko.

Joko menekankan kepada para pelatih Dalang Bocah agar materi disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak-anak. Jangan anak-anak di berikan materi yang bukan ukuranya. Misalnya tentang percintaan, kekerasan dan sebagaianya.

Hal senada juga disampaikan oleh Tatan Juri kedua dari Jawa Barat, penggarapan lakon dan pesan yang mau disampaikan sebaiknya senada dengan karakter anak-anak. Miisalnya penekanan untuk belajar dengan tekun ada pada lakon Ekalaya.  Bukan kengerian jari Ekalaya yang di potong Durna yang di tapilkan,  tetatpi kesungguhan dalam berlatih, meski tak ada guru akan menghasilkan kesuksesan yang luar biasa.

Yanusa Nugroho Juri ke tiga dari Jakarta yang juga seorang penulis Novel Wayang terkenal, menekankan kepada pembimbing untuk menuliskan naskah bagi calon peserta agar pesan yang mau disampaikan tertata dengan pasti, tidak melebar kemana-mana. Atraksi sabet seperti gugurnya Jarasanda yang di visualisasikan dibelah menjadi dua, menimbulkan kengerian di otak anak-anak, hal ini sebaiknya dihindari.

Ranah garapan untuk Festival dengan waktu yang terbatas hanya bisa di bedah dengan konsep pakeliran padat yang di usung oleh kalangan kampus ISI Surakarta. Konsep wadah da isi digarap secara utuh klop dan merupakan sari pati garapan. Wadah adalah semua unsur pendukung baik itu peralatan; gamelan, wayang, soundsystem, panggung, iringan; sulukan, tembang, karawitan. Sedangakan isi adalah pesan atau nilai yang mau disampaikan dalam keseluruhan rangkaian pergegelaran agar nilai-nilai rohani yang wigati sampai kepada kalayak.

Intinya Festivak Dalang Bocah Tinggkat Nasional merupakan ajang bergengsi bagi para calon generasi Dalang. Maka sudah sepantasnya untuk di persiapkan secara matang oleh setiap kontingen (BAS).